Ini kisah beberapa bulan yang lalu (tepatnya bulan ramadhan) yang baru sempat Aku bagi di blog kecil ini
ini tentang sahabatku yang masih mencoba mengerti arti kesetian dan ketulusan.. Entah !
malam
tadi kembali Rani mendengar tangisan seorang perempuan meskipun hanya lewat
telpon, tepatnya pukul 10 malam setelah pulang tarwih.
Rani
sering melihat handphonenya tanpa melepas mukena yang dia pakai, dan ada tiga panggilan tak terjawab, empat pesan
baru. Rupanya dari seorang temannya bernama Pretty
"
Ran_aku mau curhat, setelah kamu baca sms ku ini tolong misscall aku yah nanti
aku yang telpon balik " membaca isi sms Pretty segera Rani melepaskan
mukena ungunya dan ingin cepat mendengar curhatan temannya. Tapi Rani harus
masuk ke kamar supaya tante dan Om nya tidak mendengar pembicaraan antara Rani
dan temannya itu
******
Setelah sampai
di dalam kamarnya, Ranipun mencoba untuk menghubungi Pretty
“ Angkat dong Pretty “ rani mulai penasaran
karena Pretty tak kunjung menganggakat telponnya
Beberapa kali
rani menghubungi Pretty, tak ada jawaban, dia pun terdiam di kamarnya yg gelap
itu karena dia sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya. Tak lama kemudian
Handphonenya berdering, rani langsung refleks mengangkatnya.
“ Astaga Prety
kamu dimana sih? Aku hubungi nggak diangkat ? “ Hening
“ Prety ada
apa ? Kamu kenapa sih ? Halo heii Prety kamu dengar suaraku kan ? “ Tak ada
tanggapan
“ Prety halo
prety ? “
Tiba-tiba
terdengar suara isakan
“ Prety kamu
nangis ? kenapa ? hei kamu dimana? Kamu nggak apa-apa kan ?
Suara tangis
pecah diseberang telpon Rani
“ Prety please
kamu kenapa ? Jangan nangis dong ! “ suara Rani awalnya panik dan penuh emosi
kemudian melembut. Tapi masih saja terdengar suara isakan.
Entah kenapa
kepala Rani tiba-tiba sakit, dadanya sesak, matanya berkaca-kaca, dia masih
penasaran dan panik dengan keadaan temannya.
******
“ Sudah kamu
tenang dulu, kalau perlu kamu minum air putih, nanti kalau sudah lega kamu baru
deh cerita ke Aku apa yang terjadi “ Rani mencoba menenangkan Prety
“ DIA Jahat
Ran, Aku nggak tahu salahku apa. “ dengan suara isak Pretypun mulai bercerita
“ kenapa
setiap kali aku memiliki suatu hubungan selalu berakhir begitu saja, kali ini
aku sudah berharap bisa serius tapi akhirnya lebih kacau, orang yang aku
sayangi selama satu tahun lebih ternyata.... “
Rani menghela
nafas, tubuh Rani berguncang mendengar cerita temannya yang penuh dengan air
mata. Rani tidak pernah sebelumnya mendengar tangisan Pretty. Dan kali ini air
mata Prety mungkin mengalir deras dipipinya.
Rani mulai tak
fokus, pikirannya mulai aneh, membayangkan hal yang tidak-tidak, dia takut
nanti dia juga akan menangis seperti temannya. Rani bungkam.
“ Rani coba
bayangkan jika kamu berada diposisiku, disaat kamu mulai serius dengan
seseorang, dan ternyata akhirnya hanya kekecewaan “ dulu kamu pernah bilang ke
aku, Prety kamu harus berubah, kamu tidak boleh mempermainkan perasaan orang,
cobalah serius, percuma juga kan kamu menjalani sebuah hubungan tanpa tujuan yang
jelas “
“ lalu apa
rani,???? ini yang aku dapat keseriusanku malah berbuah kesakitan, disaat aku
berhasil berubah kenapa hanya penghianatan yang aku dapatkan, aku ingin seperti
dulu Ran, yang tak pernah merasa tersakiti, bebas apa saja yang ingin ku lakukan
tanpa air mata “
Rani pun
bingung, tidak tahu apa yang ingin dikatakan mendengar ocehan Prety yang penuh
emosi tapi menyedihkan.
“ Prety kamu
nggak perlu menyesali apa yang pernah kamu lewati. Ambil pelajarannya “ dengan
suara gemetar Rani mencoba menenangkan temannya
“ Rani aku
sudah berubah, aku sudah berubah, aku sudah berubah.. tapi...” kembali suara
tangis semakin riuh.
“ Aku gagal
merengkuh orang yang sangat aku sayangi “
“ Prety dengar
yah, cinta itu nggak pernah gagal, kamu gagal meraih cinta orang itu, tapi
Allah masih menyiapkan cinta yang layak untukmu “ Rani berusaha meredam hati
temannya yang mendidih
“ Prety aku
salut sama kamu, harusnya kamu bangga karena kamu mampu menjadi pribadi yang
lebih baik. Kamu tidak gagal, tidak gagal Prety . “ dengan sedikit perasaan
takut Rani meyakinkan Prety
“ tapi nggak
adil kan Ran rasanya. Kalau kita berjuang untuk cinta tapi akhirnya yang
diperjuangkan menghianati kita “
Ranipun mulai
tercekat, tak mampu bernafas penuh, dadanya sesak, Rani juga merasakan perih
yang dirasakan temannya itu.
“ Sakit memang
Prety, tapi kita harus sadar dan mampu belajar atas pengalaman pedih ini. Mampu
belajar dari cinta. Kita harus yakin bahwa sang Maha Kuasa tetap disisi kita
dan menyiapkan kisah lain yang lebih indah.
Ahh intinya
Cinta tak pernah gagal membuat kita belajar dewasa dan mereguk bahagia setelah
kepedihan menyayat hati.