Nama : Ratna Sari
Nim : 1288201020
Kelas : Bahasa I
Tugas : Kajian Puisi
Oleh : Ibu Fatmawati S.Pd.,M.Pd
Rindu Haru
Karya : Muh. Ansar
Ku dengar malam berbisik
Katanya hujan tak mau lagi menemaniku melepas lelah
di sini
Aku minta saja angin menderu
Bersama rindu yang melambai
Menyahut hujan yang enggan di sini.
Di jendela tanpa pintu kamar ini
Aku berbagi cerita
Dengan embun yang ada di sela mataku
Aku berujar dengan sedikit nada lirih
Aku rindu padamu.
Tahukah engkau aku merintih tangis kala ku tahu
Bahwa hujan tersiksa karena rindu yang aku titip
Pada gerimis senja di ujung sore.
Analisis Struktur Fisik
jDiksi
Pada
puisi “ Rindu Haru ” di atas penulis menggunakan diksi yang sederhana seperti
pada kata “ embun, lirih, gerimis ”. Kata-kata
tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang yang
identik dengan kesedihannya.
Dalam
puisi tersebut penulis juga menggunakan pilihan kata yang menarik, seperti pada
“ Hujan ” di gambarkannya adalah orang yang dia rindukan. Permainan kata-kata
yang ditulis memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang.
k Majas
atau Gaya Bahasa
Seperti halnya puisi yang lain pemilihan bahasa
kiasan memang sangat diperlukan untuk memperindah kata-katanya sehingga makna
yang diberikan bisa lebih kaya dan mendalam. Dalam puisi “Rindu Haru ” di atas
terdapat beberapa majas sepeti pada larik
Kudengar malam
berbisik.. dalam larik tersebut penulis menggunakan
majas personifikasi seolah-olah malam memiliki mulut yang dapat berbisik kepada
penulis.
Bersama
rindu yang melambai.. juga menggunakan majas
personofikasi menggambarkan rindu memiliki tangan yang dapat melambai.
Begitupun dengan “ menyahut hujan dan
hujan tersiksa “ personifikasi pada
kata menyahut dan tersiksa menggapar hujan tersebut adalah manusia.
Selain
majas personifikasi terdapat juga majas hiperbola pada larik “ Tahukah engkau aku merintih tangis kala ku
tahu ”. Penulis disini menggambarkan persaannya yang sangat sedih.
l
Citraan/Imaji
Puisi
“ Rindu Haru “ menimbulkan imaji/citraan pendengaran (auditory imagery) yang berhubungan dengan kesan dan
gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), seolah-olah
menggiring pembaca untuk membuat kesan mendengarkan sesuatu.
Ku dengar malam berbisik
Pembaca
diajak penulis untuk mendengar adanya bisikan dan memberikan kesan pendengaran
terehadap puisi yang dibaca.
Menyahut hujan yang enggan di sini
Larik
tersebut dimaknai bahwa ada seorang yang menyahut dan terdengar oleh pembaca.
Aku berujar dengan sedikit nada lirih
Penulis
disini mengajak pembaca untuk mendengarkan suaranya yang lirih atau lembut.
Selain
citraan pendengaran terdapat pula citraan penglihatan (visual imagery) yang
dibentuk oleh indera penglihatan sehingga seolah-olah pembaca melihat sesuatu
pada puisi seperti pada larik “ Di
jendela tanpa pintu kamar ini ” penulis mengajak pembaca seolah berada di
dalam kamar dan melihat sebuah jendela.
mKata
Konkret
Kata
kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji, terlihat dari judulnya, puisi “Rindu Haru” ini tidak
menggunakan kata-kata yang terlalu sulit untuk dimaknai. Ketika membaca
judulnya kita sudah mengetahui perasaan sang penulis.
Kata
kongkret lain yang dapat kita tangkap berupa kata yang berhubungan dengan
kiasan atau lambang seperti pada kata “ embun ” yang melambangkan keharuan dan
ingin meneteskan air mata. Kata “ gerimis ” yang berati penulis tersebut sedang
menangis.
nRima
dan Irama
Rima
dalam puisi “ Rindu Haru “ di atas didominasi dengan adanya vocal /i/ dan /u/.
Pengulangan
bunyi /i/
Bersama
rindu yang melambai
Menyahut
hujan yang enggan di sini.
Di
jendela tanpa pintu kamar ini
Pengulangan
bunyi /u/
Aku
rindu padamu.
Tahukah
engkau aku merintih tangis kala ku tahu,
Irama
dalam puisi “ Rindu Haru ” terkesan lembut dan lemah menumbuh suasana dan nuansa kerinduan sehingga penikmat puisi ikut
merasakan puisi tersebut.
o
Tifografi / Tata Wajah
Tipografi
merupakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi. Sang penyair menulis
puisi ini dengan menempatkan huruf kapital pada awal larik-larik puisinya.
Penulisan puisinya juga menggunakan rata tengah karena semua tulisannya di
tengahkan. Dalam tiap lariknya terdapat tanda titik yang menunjukkan selesainya
bait puisi tersebut.
Analisis Struktur Batin
uTema
Didalam
setiap puisi yang dihasilkan oleh para sastrawan atau para penyair tentunya
memiliki tema tertentu. Didalam puisi Rindu Haru ini, kita bisa mengetahui tema
yang terkandung dalam puisi itu tema ini dibagi menjadi dua macam :
·
Tema Umum
Tema umum dari puisi tersebut adalah “
kerinduan dan kesedihan ”
·
Tema Khusus
Puisi “Rindu Haru” ini merupakan
ekspresi kerinduan yang ditampilkan penyair dengan suasana sedih. Kerinduan ini
dikarenakan karena sang hujan atau orang yang dia rindukan tidak lagi bersama
si penulis, hujan tidak mau lagi menemaninya, sehingga di penulispun merasa
sedih.
Kesedihan yang mendalam ini juga wujud
perasaan galau penyair ketika malam tiba dia termenung di jendela kamarnya, dia
terharu hingga menitikkan air mata karena
dia baru tahu hujan tak bahagia ketika bersama si penulis.
Dalam puisi ini tergambar suasana hati
penyair/penulis dalam menghadapi kisah cintanya, karena saat itu ketika senja
hujan berkata tak bahagia ketika bersama penulis, sehingga penulis menangis dan
ketika malam tiba rindunya semakin haru.
v
Feeling atau Rasa
Dalam
hal ini perasan penyair ketika menulis puisi ini merasakan kerinduan, kesedihan
dan kesepian. Itu terjadi karena sang penulis rindu kepada seseorang tapi orang
itu tidak lagi ingin bersamanya karena dia tidak bahagia. Perasaan yang
ditekankan rindu yaitu pada larik “ Dengan
embun yang ada di sela mataku, Aku berujar dengan sedikit nada lirih, Aku rindu
padamu. ”. Perasaan sepinya ketika dia berada di jendela tanpa pintu
kamarnya itu, dia hanya bisa berbagi cerita di jendelanya hingga embun
membasahi sela matanya. Sedang perasaan sedihnya ketika “ Katanya hujan tak mau lagi menemaniku melepas lelah di sini ” hujan
enggan lagi bersamanya.
w
Nada
Pada
puisi “ Rindu Haru ” ini sudah nampak bahwa nadanya yaitu nada sedih dan lirih dikarenakan
pada dasarnya ia rindu tetapi dia ditinggalkan oleh sosok yang dimaksud
dan membuatnya sedih.
x
Amanat
Setiap
puisi memiliki sebuah pesan atau amanat dari sang penyair kepada yang
membacanya. Begitupun puisi ini penulis menyampaikan ide dan pemikiranya untuk
yang membacanya supaya kita tidak boleh egois pada seseorang, jika kita
menyayanginya buatlah dia bahagia dan merasa nyaman ketika bersama anda agar
dia bisa bertahan dan tidak meninggal anda.