Kamis, 26 Desember 2013

Analisis Puisi

Nama : Ratna Sari

Nim : 1288201020

Kelas : Bahasa I

Tugas : Kajian Puisi

Oleh : Ibu Fatmawati S.Pd.,M.Pd

Rindu Haru
Karya : Muh. Ansar

Ku dengar malam berbisik
Katanya hujan tak mau lagi menemaniku melepas lelah di sini
Aku minta saja angin menderu
Bersama rindu yang melambai
Menyahut hujan yang enggan di sini.
Di jendela tanpa pintu kamar ini
Aku berbagi cerita
Dengan embun yang ada di sela mataku
Aku berujar dengan sedikit nada lirih
Aku rindu padamu.
Tahukah engkau aku merintih tangis kala ku tahu
Bahwa hujan tersiksa karena rindu yang aku titip
Pada gerimis senja di ujung sore.

Analisis Struktur Fisik
jDiksi
Pada puisi “ Rindu Haru ” di atas penulis menggunakan diksi yang sederhana seperti pada kata “ embun, lirih, gerimis ”. Kata-kata tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang yang identik dengan kesedihannya.
Dalam puisi tersebut penulis juga menggunakan pilihan kata yang menarik, seperti pada “ Hujan ” di gambarkannya adalah orang yang dia rindukan. Permainan kata-kata yang ditulis memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang.
k Majas atau Gaya Bahasa
Seperti halnya puisi yang lain pemilihan bahasa kiasan memang sangat diperlukan untuk memperindah kata-katanya sehingga makna yang diberikan bisa lebih kaya dan mendalam. Dalam puisi “Rindu Haru ” di atas terdapat beberapa majas sepeti pada larik
Kudengar malam berbisik.. dalam larik tersebut penulis menggunakan majas personifikasi seolah-olah malam memiliki mulut yang dapat berbisik kepada penulis.
Bersama rindu yang melambai.. juga menggunakan majas personofikasi menggambarkan rindu memiliki tangan yang dapat melambai. Begitupun dengan “ menyahut hujan dan hujan tersiksa “ personifikasi pada kata menyahut dan tersiksa menggapar hujan tersebut adalah manusia.
Selain majas personifikasi terdapat juga majas hiperbola pada larik “ Tahukah engkau aku merintih tangis kala ku tahu ”. Penulis disini menggambarkan persaannya yang sangat sedih.
l Citraan/Imaji
Puisi “ Rindu Haru “ menimbulkan imaji/citraan pendengaran (auditory imagery) yang berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), seolah-olah menggiring pembaca untuk membuat kesan mendengarkan sesuatu.
Ku dengar malam berbisik
Pembaca diajak penulis untuk mendengar adanya bisikan dan memberikan kesan pendengaran terehadap puisi yang dibaca.
Menyahut hujan yang enggan di sini
Larik tersebut dimaknai bahwa ada seorang yang menyahut dan terdengar oleh pembaca.
Aku berujar dengan sedikit nada lirih
Penulis disini mengajak pembaca untuk mendengarkan suaranya yang lirih atau lembut.
Selain citraan pendengaran terdapat pula citraan penglihatan (visual imagery) yang dibentuk oleh indera penglihatan sehingga seolah-olah pembaca melihat sesuatu pada puisi seperti pada larik “ Di jendela tanpa pintu kamar ini ” penulis mengajak pembaca seolah berada di dalam kamar dan melihat sebuah jendela.
mKata Konkret
Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji, terlihat dari judulnya, puisi “Rindu Haru” ini tidak menggunakan kata-kata yang terlalu sulit untuk dimaknai. Ketika membaca judulnya kita sudah mengetahui perasaan sang penulis.
Kata kongkret lain yang dapat kita tangkap berupa kata yang berhubungan dengan kiasan atau lambang seperti pada kata “ embun ” yang melambangkan keharuan dan ingin meneteskan air mata. Kata “ gerimis ” yang berati penulis tersebut sedang menangis.
nRima dan Irama
Rima dalam puisi “ Rindu Haru “ di atas didominasi dengan adanya vocal /i/ dan /u/.
Pengulangan bunyi /i/
Bersama rindu yang melambai
Menyahut hujan yang enggan di sini.
Di jendela tanpa pintu kamar ini

Pengulangan bunyi /u/
Aku rindu padamu.
Tahukah engkau aku merintih tangis kala ku tahu,
Irama dalam puisi “ Rindu Haru ” terkesan lembut dan lemah menumbuh suasana dan nuansa  kerinduan sehingga penikmat puisi ikut merasakan puisi tersebut.
o Tifografi / Tata Wajah
Tipografi merupakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi. Sang penyair menulis puisi ini dengan menempatkan huruf kapital pada awal larik-larik puisinya. Penulisan puisinya juga menggunakan rata tengah karena semua tulisannya di tengahkan. Dalam tiap lariknya terdapat tanda titik yang menunjukkan selesainya bait puisi tersebut.

Analisis Struktur Batin
uTema
Didalam setiap puisi yang dihasilkan oleh para sastrawan atau para penyair tentunya memiliki tema tertentu. Didalam puisi Rindu Haru ini, kita bisa mengetahui tema yang terkandung dalam puisi itu tema ini dibagi menjadi dua macam :
·               Tema Umum
Tema umum dari puisi tersebut adalah “ kerinduan dan kesedihan ”
·               Tema Khusus
Puisi “Rindu Haru” ini merupakan ekspresi kerinduan yang ditampilkan penyair dengan suasana sedih. Kerinduan ini dikarenakan karena sang hujan atau orang yang dia rindukan tidak lagi bersama si penulis, hujan tidak mau lagi menemaninya, sehingga di penulispun merasa sedih.
Kesedihan yang mendalam ini juga wujud perasaan galau penyair ketika malam tiba dia termenung di jendela kamarnya, dia terharu hingga menitikkan air mata  karena dia baru tahu hujan tak bahagia ketika bersama si penulis.
Dalam puisi ini tergambar suasana hati penyair/penulis dalam menghadapi kisah cintanya, karena saat itu ketika senja hujan berkata tak bahagia ketika bersama penulis, sehingga penulis menangis dan ketika malam tiba rindunya semakin haru.
v Feeling atau Rasa
Dalam hal ini perasan penyair ketika menulis puisi ini merasakan kerinduan, kesedihan dan kesepian. Itu terjadi karena sang penulis rindu kepada seseorang tapi orang itu tidak lagi ingin bersamanya karena dia tidak bahagia. Perasaan yang ditekankan rindu yaitu pada larik “ Dengan embun yang ada di sela mataku, Aku berujar dengan sedikit nada lirih, Aku rindu padamu. ”. Perasaan sepinya ketika dia berada di jendela tanpa pintu kamarnya itu, dia hanya bisa berbagi cerita di jendelanya hingga embun membasahi sela matanya. Sedang perasaan sedihnya ketika “ Katanya hujan tak mau lagi menemaniku melepas lelah di sini ” hujan enggan lagi bersamanya.
w Nada                 
Pada puisi “ Rindu Haru ” ini sudah nampak bahwa nadanya yaitu nada sedih dan lirih dikarenakan pada dasarnya ia rindu tetapi dia ditinggalkan oleh sosok yang dimaksud dan  membuatnya sedih.
x Amanat
Setiap puisi memiliki sebuah pesan atau amanat dari sang penyair kepada yang membacanya. Begitupun puisi ini penulis menyampaikan ide dan pemikiranya untuk yang membacanya supaya kita tidak boleh egois pada seseorang, jika kita menyayanginya buatlah dia bahagia dan merasa nyaman ketika bersama anda agar dia bisa bertahan dan tidak meninggal anda.

Senin, 16 Desember 2013

Tik Tik Tik

Rintik hujan tik tik tik
kubaca tiap derai rintik sebelum menyentuh tanah
kubiarkan mata terpejam
tatkala hatiku yang meratap
mengadu pada langit
meneguhkan senyum di sela awan basah
hingga pelangi mendekap begitu indah