Nama : Ratna Sari
Nim : 1288201020
Kelas : Bahasa I
Semester : IV ( Empat )
Tugas : Semantik ( Simpulan Materi Pertama )
Oleh : Prof. Dr. Kaharuddin, M.Hum
Semantik
Kata
semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang
makna. Para
ahli bahasa memberikan pengertian semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang
mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik atau tanda-tanda lingual
dengan hal-hal yang ditandainya (makna). Semantik merupakan pusat studi tentang
pikiran manusia yaitu proses berpikir, kognisi, dan konseptualisasi. Semua ini
saling berkaitan dengan cara mengklasifikasikan dan mengemukakan pengalaman
tentang dunia nyata melalui bahasa, yaitu memandang dan mengadakan
studi terhadap manusia, maka semantik merupakan titik pertemuan berbagai
persilangan arus berpikir dan berbagai disiplin ilmu.
Para
filsuf dan linguis mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antara bahasa
(ujaran), pikiran, dan realitas di alam. Lahirnya teori tentang makna yang
berkisar pada hubungan antara ujaran, pikiran, dan realitas di dunia nyata dimaksudkan
untuk memberikan penyelesaian mengenai persoalan makna dalam bentuk hubungan
antara bahasa, pikiran, dan realitas di alam.
Contoh 1:
Saya merinding melihat Ibu itu mengharimau pada anaknya
Pada
contoh diatas apabila kita membaca kata “ mengharimau ”, harimau yaitu binatang
buas dan suaranya sangat menakutkan, sehingga dalam kalimat tersebut Ibu itu
mengharimau dimaknakan sedang memarahi/membentak anakknya.
Contoh 2
: “ Angkat ”
· Dia
adalah atlet angkat besi yang hebat ( olahraga
mengangkat besi )
· Bapak
Yasin Limpo angkat bicara mengenai keadaan Makassar saat ini ( mulai bicara /berpidato )
· Perempuan
itu angkat
kaki dari rumahnya ( pergi meninggalkan
tempat; melarikan diri; kabur )
· Para dosen angkat topi melihat ketua
yayasan ( menaruh
hormat; kagum )
·
Saya
sudah angkat tangan kalau disuruh menghadapi orang itu (
tidak sanggup menghadapi; putus asa )
·
coba
siapa yg dapat mengerjakan, angkat tangan
( mengacungkan tangan ke atas tanda
menunjukkan diri )
Persoalan
makna memang sangat sulit dan ruwet, walaupun makna ini adalah persoalan
bahasa, tetapi keterkaiatan dan keterkaitannya dengan segala segi kehidupan
manusia sangat erat (Chaer : 27 , 1995). Hubungan kata dengan maknanya memang
bersifat arbiter artinya tidak ada hubungan wajib antara deretan fonem
pembentuk kata itu dengan maknanya. Namun hubungannya bersifat konvensional,
artinya disepakati oleh setiap anggota masyarakat atau suatu bahasa untuk
mematuhi hubungan itu.
Manfaat Semantik
Manfaat
yang dapat dipetik dari studi semantik sangat tergantung dari bidang apa yang
kita geluti sehari-harinya. Bagi seorang wartawan dan reporter dan sejenisnya,
semantik memudahkan dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat umum.
Bagi
mereka yang bekerja berkecimpung dalam bidang penelitian bahasa, pengetahuan
semantik akan banyak memberi bekal teoretis kepada penelitian untuk dapat
menganalisis bahasa atau bahasa-bahasa yang sedang dipelajarinya.
Manfaat
bagi seorang guru atau calon guru ada yang bersifat teoretis dan praktis.
Manfaat teoretisnya adalah teori-teori semantik akan membantu seorang guru
untuk memahami dengan lebih baik tentang bahasa yang akan disampaikannya saat
mengajar sedangkan manfaat praktisnya adalah akan memperoleh berupa kemudahan
bagi dirinya dalam menyampaikan ajarannya.
Semantik
juga memiliki manfaat untuk masyarakat awam. Bagi masyarakat awam, pengetahuan
yang luas akan teori semantik tidak diperlukan, tetapi pemakaian dasar-dasar
semantik tentulah masih diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekelilingnya
yang penuh dengan informasi dan lalu lintas kebahasaan. Sebagai manusia yang
bermasyarakat tidak mungkin mereka bisa hidup tanpa memahami alam sekeliling
mereka yang berlangsung melalui bahasa.
Klasifikasi Makna
Makna
dapat diklasifikasikan atas beberapa kemungkinan sebagai mana diuraikan berikut
ini.
1. Makna
Leksikal dan Makna Gramatikal
2. Makna
Denotatif dan Makna Konotatif
3. Makna
Lugas dan Makna Kias
4.
Makna
Luas dan Makna Sempit
Dalam
tugas pertama kali ini yang akan dibahasa yaitu “ Makna Leksikal dan Makna Gramatikal ” dimana makna leksikal adalah
makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalam bentuk
kompleks (turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat
dalam kamus.
Makna
gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya sebuah kata
dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai akibat dari
proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.
Contoh
1 : “ Mata ”
Kata
orang mata yang sipit itu seperti orang Cina
Mata
kuliah hari ini adalah semantik
Mata
pencaharian penduduk Maros lebih banyak bertani
Mata pisau ibu tidak tajam lagi
Pada
contoh diatas sangat jelas bahwa makna sesungguhnya dari “ Mata ” adalah salah satu panca indra yang dipakai untuk melihat (
makna sebanarnya ), tetapi apabila digabungkan dengan sebuah kata lain maka
maknanya pun berubah.
Contoh
2 : “ Sayang ”
Saya
sangat menyayangi anak kucing itu
Saya
sangat menyayangkan anak kucing itu
Dari
contoh diatas menjelaskan pada kalimat pertama dimaknakan bahwa saya sangat
sayang kepada anak kucing itu, sedangkan pada kalimat kedua saya merasa
menyesalkan kucing itu. Kata “ Sayang
” apabila mengalami proses gramatikal
seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi, maka terjadi perubahan makna.