mungkin waktu itu air mata sudah membanjir tatkala kualahan kau seka.
Lalu kuterka tentangmu, sebab kini tak lagi kutemui sepasang mata yang menatap lebih ceria dari biasanya, ya mungkin kesedihan telah mendekam dalam di kantung mata, kini mengristal dan tak mampu lagi ditangiskan, Kesedihan itu meruncing tajam, seperti senjata yang memerangi pergolakan batinmu sendiri.
ya kau katakan " maaf " untuk tak bercerita lewat pesan singkat.
tapi percuma, jika harus menyalahi rasa sedih, dipendam sendiri pun sakitnya mulai menjadi-jadi. Cerita-cerita yang harusnya dibagi, membusuk tak berbau dilingkupi sunyi, telah hilang perbincangan kita dari hati ke hati.
Dan aku masih yang sebentar-sebentar mendoakanmu, agar engkau lebih bahagia daripadaku sebab Aku tahu saat ini kau tak bisa menelan lelap dengan sekali pejam.
Untuk Litha :)
Maaf Aku belum sempat mendengar curhatanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar