Selasa, 17 Maret 2015

Belum Sempat

Hallo sahabat lucuku... Maaf Aku selalu lupa menepati janjiku untuk menelponmu, pesan yang kau kirim sering kuajak bercanda, padahal kau sedang serius. Lelaplah, di sela tidurmu nanti mungkin akan singgah seseorang yang kau cintai. Meski hanya sebatas detikan mimpi.

mungkin waktu itu air mata sudah membanjir tatkala kualahan kau seka.

Lalu kuterka tentangmu, sebab kini tak lagi kutemui sepasang mata yang menatap lebih ceria dari biasanya, ya mungkin kesedihan telah mendekam dalam di kantung mata, kini mengristal dan tak mampu lagi ditangiskan, Kesedihan itu meruncing tajam, seperti senjata yang memerangi pergolakan batinmu sendiri.

ya kau katakan " maaf " untuk tak bercerita lewat pesan singkat.
tapi percuma, jika harus menyalahi rasa sedih, dipendam sendiri pun sakitnya mulai menjadi-jadi. Cerita-cerita yang harusnya dibagi, membusuk tak berbau dilingkupi sunyi, telah hilang perbincangan kita dari hati ke hati. 

Dan aku masih yang sebentar-sebentar mendoakanmu, agar engkau lebih bahagia daripadaku sebab Aku tahu saat ini kau tak bisa menelan lelap dengan sekali pejam.

                                                                                              Untuk Litha :)
Maaf Aku belum sempat mendengar curhatanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar