Selasa, 17 Maret 2015

Bukan salah, bukan gagal, bukan sesal

Ini kisah beberapa bulan yang lalu (tepatnya bulan ramadhan) yang baru sempat Aku bagi di blog kecil ini 
ini tentang sahabatku yang masih mencoba mengerti arti kesetian dan ketulusan.. Entah !


malam tadi kembali Rani mendengar tangisan seorang perempuan meskipun hanya lewat telpon, tepatnya pukul 10 malam setelah pulang tarwih.
Rani sering melihat handphonenya tanpa melepas mukena yang dia pakai, dan  ada tiga panggilan tak terjawab, empat pesan baru. Rupanya dari seorang temannya bernama Pretty
" Ran_aku mau curhat, setelah kamu baca sms ku ini tolong misscall aku yah nanti aku yang telpon balik " membaca isi sms Pretty segera Rani melepaskan mukena ungunya dan ingin cepat mendengar curhatan temannya. Tapi Rani harus masuk ke kamar supaya tante dan Om nya tidak mendengar pembicaraan antara Rani dan temannya itu
******
Setelah sampai di dalam kamarnya, Ranipun mencoba untuk menghubungi Pretty
 “ Angkat dong Pretty “ rani mulai penasaran karena Pretty tak kunjung menganggakat telponnya
Beberapa kali rani menghubungi Pretty, tak ada jawaban, dia pun terdiam di kamarnya yg gelap itu karena dia sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya. Tak lama kemudian Handphonenya berdering, rani langsung refleks mengangkatnya.
“ Astaga Prety kamu dimana sih? Aku hubungi nggak diangkat ? “ Hening
“ Prety ada apa ? Kamu kenapa sih ? Halo heii Prety kamu dengar suaraku kan ? “ Tak ada tanggapan
“ Prety halo prety ? “
Tiba-tiba terdengar suara isakan
“ Prety kamu nangis ? kenapa ? hei kamu dimana? Kamu nggak apa-apa kan ?
Suara tangis pecah diseberang telpon Rani
“ Prety please kamu kenapa ? Jangan nangis dong ! “ suara Rani awalnya panik dan penuh emosi kemudian melembut. Tapi masih saja terdengar suara isakan.
Entah kenapa kepala Rani tiba-tiba sakit, dadanya sesak, matanya berkaca-kaca, dia masih penasaran dan panik dengan keadaan temannya.
******
“ Sudah kamu tenang dulu, kalau perlu kamu minum air putih, nanti kalau sudah lega kamu baru deh cerita ke Aku apa yang terjadi “ Rani mencoba menenangkan Prety
“ DIA Jahat Ran, Aku nggak tahu salahku apa. “ dengan suara isak Pretypun mulai bercerita
“ kenapa setiap kali aku memiliki suatu hubungan selalu berakhir begitu saja, kali ini aku sudah berharap bisa serius tapi akhirnya lebih kacau, orang yang aku sayangi selama satu tahun lebih ternyata.... “
Rani menghela nafas, tubuh Rani berguncang mendengar cerita temannya yang penuh dengan air mata. Rani tidak pernah sebelumnya mendengar tangisan Pretty. Dan kali ini air mata Prety mungkin mengalir deras dipipinya.
Rani mulai tak fokus, pikirannya mulai aneh, membayangkan hal yang tidak-tidak, dia takut nanti dia juga akan menangis seperti temannya. Rani bungkam.
“ Rani coba bayangkan jika kamu berada diposisiku, disaat kamu mulai serius dengan seseorang, dan ternyata akhirnya hanya kekecewaan “ dulu kamu pernah bilang ke aku, Prety kamu harus berubah, kamu tidak boleh mempermainkan perasaan orang, cobalah serius, percuma juga kan kamu menjalani sebuah hubungan tanpa tujuan yang jelas “
“ lalu apa rani,???? ini yang aku dapat keseriusanku malah berbuah kesakitan, disaat aku berhasil berubah kenapa hanya penghianatan yang aku dapatkan, aku ingin seperti dulu Ran, yang tak pernah merasa tersakiti, bebas apa saja yang ingin ku lakukan tanpa air mata “
Rani pun bingung, tidak tahu apa yang ingin dikatakan mendengar ocehan Prety yang penuh emosi tapi menyedihkan.
“ Prety kamu nggak perlu menyesali apa yang pernah kamu lewati. Ambil pelajarannya “ dengan suara gemetar Rani mencoba menenangkan temannya
“ Rani aku sudah berubah, aku sudah berubah, aku sudah berubah.. tapi...” kembali suara tangis semakin riuh.
“ Aku gagal merengkuh orang yang sangat aku sayangi “
“ Prety dengar yah, cinta itu nggak pernah gagal, kamu gagal meraih cinta orang itu, tapi Allah masih menyiapkan cinta yang layak untukmu “ Rani berusaha meredam hati temannya yang mendidih
“ Prety aku salut sama kamu, harusnya kamu bangga karena kamu mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu tidak gagal, tidak gagal Prety . “ dengan sedikit perasaan takut Rani meyakinkan Prety
“ tapi nggak adil kan Ran rasanya. Kalau kita berjuang untuk cinta tapi akhirnya yang diperjuangkan menghianati kita “
Ranipun mulai tercekat, tak mampu bernafas penuh, dadanya sesak, Rani juga merasakan perih yang dirasakan temannya itu.
“ Sakit memang Prety, tapi kita harus sadar dan mampu belajar atas pengalaman pedih ini. Mampu belajar dari cinta. Kita harus yakin bahwa sang Maha Kuasa tetap disisi kita dan menyiapkan kisah lain yang lebih indah.

Ahh intinya Cinta tak pernah gagal membuat kita belajar dewasa dan mereguk bahagia setelah kepedihan menyayat hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar