dengan sisa-sisa hangat dari sebidang dada
debar ikuti ritme langkah
sendat-sendat nafas menderu
hingga berpasrah pada pelukan
peleburan rindu semakin memuncak
lihai jemari yang datang sederhana
menggeliat di epidermis
sepersekian detik abu-abu
impian kemarau meremanglembab membubuh alir hujan
wajah selintas jauh
dan kau menggantung
pun ku tak dapat bernyanyi lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar