Sabtu, 26 Juli 2014

Malamku

Ada yang kurasa saat malam hadir.  Kecamuk dalam hati masih berontak saja terhadap RASA ku. Aku tak ingin berhenti menulis hingga pagi mulai merangkulku.
Aku sudah terbiasa dengan RASA ini. Malam menepati janjinya pekat dan sunyi kembali melaruti alam dan aku mencoba merambahnya lewat untai dan lewat bait.

Pada getir malam yang semakin mengendapkan dingin beku
sepiku selalu tahu cara mendengungkan huruf-hurufku
dalam nelangsa khayalku hempaskan lenaku
terkulai dalam lagu dan kata usang
bendung gemuruh rasa yang terlanjur membara
Aku tenggelam dalam nadaku
terlarut dalam rangkaian kata-kataku
dan coretanku semakin tajam
hingga Aku terlonjak oleh desau angin

Aku selalu lupa bertanya pada air mata, kenapa ia harus ada disetiap desisku.
Masih dengan RASA ku, angin mulai merambat rendah dipelataran kembang kudukku. Andai saja Aku bisa berbagi pada embun-embun bening diujung malam atau pada hujan yang menari di altar langit sebab riuh aroma gaduh dalam diskusi RASA dan pikir mulai tergenang dalam dingin. Kubaca dan Ku eja dalam gelap, kukais satu persatu tapi tetap saja Aku tak bisa melerai kalut itu.
ini caraku yang sederhana mengurai RASA.. yaa angin yang menyeretku hingga kemari, hanya malam ini, hanya sekejap saja dalam waktu yang panjang. Entah apakah pagi masih tetap akan menyapa di sisi lain malam enggan beranjak.

sejenak ku terdiam -_- ini puisi atau sekedar bacot yang tak bermakna ? diruang yang gelap ini, dikamar hitam pekat
gelapnya menemani hitamnya pemikiranku, hal yang membuatku terlalu larut dalam kegamangan.
" Keadaan "
ambillah semua yang ada padaku
dan jangan kau sisakan padaku
Dan malam ini....toh aku tetap merambah malam…

Hening, hening dan hening….
maafkan aku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar